No Prestasi: 111
Majalah Hidup sebagai Majalah Rohani Mingguan Katolik Pertama, Terlama, dan Konsisten Terbit selama, 70 Tahun sejak 5 Januari 1946
REKORIS :
- Keuskupan Agung Jakarta (Pemilik)
- Redaksi Majalah Hidup (Pemrakarsa)
DESKRIPSI :
Mingguan Katolik “HIDUP” mendapat penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (Leprid) sebagai majalah rohani Katolik pertama, terlama dan konsisten terbit setiap minggu selama 70 tahun, sejak 5 Januari 1946. Penghargaan diberikan kepada Keuskupan Agung Jakarta sebagai pemilik majalah Hidup dan Redaksi Majalah Hidup sebagai pemrakarsa.
Siaran pers Majalah Hidup, Selasa (22/12) mengatakan, penyerahan penghargaan dilakukan oleh Direktur Lembaga Prestasi Indonesia dan Dunia (Leprid), Paulus Pangka, SH kepada Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo dan Pemimpin Redaksi Majalah Hidup A. Margana dalam acara Perayaan Ulang Tahun ke-70 Majalah Hidup di Aula Katedral Jakarta, 5 Januari 2016 mendatang.
“Penghargaan oleh lembaga independen tersebut didasarkan pada komitmen redaksi Majalah Hidup yang dari awal, sejak masa perintisan sampai sekarang, secara konsisten berusaha untuk senantiasa terbit setiap pekan selama 70 tahun lebih untuk bisa mengunjungi pembacanya. Kesetiaan kehadirannya itu telah meningkatkan kepercayaan pelanggan pada khususnya dan pembaca pada umumnya,” ujar Pemimpin Redaksi Mingguan Hidup, A.Margana. Majalah Hidup merupakan majalah rohani tertua yang masih bertahan terbit secara reguler hingga saat ini. Dalam sejarah pers Indonesia, Majalah Hidup tercatat sebagai majalah tertua kedua yang tidak pernah berhenti terbit karena pembredelan atau kesulitan keuangan.
Margana mengatakan, cikal bakal Majalah Hidup berawal dari penerbitan lembaran informasi Gereja Katedral Jakarta, Kerkelijk Weekblad, tercatat terbit pertama 5 Januari 1940. Pernah berganti nama menjadi De Kathedral (1943) dan tiga tahun kemudian,1946, kembali ke nama semula Kerkelijk Weekblad, terbit dalam bahasa Belanda dan Indonesia.
Pada 5 Januari 1947, terbitan itu berubah nama menjadi De Katholiek Week, dan setahun kemudian, 4 Januari 1948, namanya diganti menjadi Katholiek Leven dalam bahasa Belanda. Nama itu berubah menjadi Majalah Hidup Katolik sejak 8 Desember 1957 dengan hanya menggunakan bahasa Indonesia. Tiga belas tahun kemudian, 5 Juli 1970, nama Hidup Katolik diganti menjadi Hidup, sampai sekarang.
Majalah Hidup diterbitkan oleh Yayasan Hidup Katolik, milik Keuskupan Agung Jakarta, sebagai majalah rohani Katolik yang beredar di seluruh Indonesia. Saat ini, majalah diterbitkan 50 halaman dengan kertas mewah, LWC 54 gram, dan dicetak warna-warni. Isinya adalah artikel dan berita sekitar kegiatan Gereja dan umat Katolik di Indonesia dan dunia. Misi majalah ini adalah meningkatkan pengetahuan dan iman kekatolikan umat Katolik.
Majalah Hidup terbit setiap Minggu dengan total tiras 15.000 eksemplar. Sekitar 85 persen pembaca membeli majalah secara langganan, dan sisanya dengan eceran. Selain memperoleh pendapatan dari penjualan majalah, Hidup juga didukung oleh pemasukan dari iklan. Iklan yang khas untuk Majalah Hidup adalah program ziarah rohani Katolik ke luar negeri, pendidikan, buku rohani, dan “orang yang mencari pekerjaan”.
Margana mengatakan, Majalah Hidup saat ini dirancang untuk menjangkau pembaca umat Katolik, terutama keluarga Katolik, usia muda dan dewasa, atau kelas menengah ke atas. Selain dijual lewat agen, gereja-gereja, toko buku dan pengecer, Majalah Hidup juga bisa diakses lewat website hidupkatolik.com dan dijual dalam format digital lewat beberapa gerai digital yang menjadi mitra.
Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) mencatat prestasi ini dengan dengan nomor urut: 111