No Prestasi: 612
Maestro Pop Jawa dan Campursari
REKORIS :
Rekoris : Didik Prasetyo ( Didi Kempot )
DESKRIPSI :
Didik Prasetyo atau lebih dikenal dengan nama panggung Didi Kempot adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu-lagu Pop Berbahasa Jawa.Didi lahir di Surakarta pada 31 Desember 1966 dari pasangan Ranto Edi Gudel dengan Umiyati Siti Nurjanah yang dikenal sebagai pesinden asal Ngawi Jawa Timur. Ayahnya, Ranto Edi Gudel meruupakan seniman ketopral asal Surakarta.Didi memiliki kakak tertua Lilik Subagyo dan Mamiek Prakoso yang dikenal sebagai pelawak Srimulat. Sedangkan adiknya bernama Eko Gudel pemain ketoprak yang sering menjadi penari latar video-video musiknya.
Didi mulai berkarier sebagai musisi jalanan alias pengamen pada tahun 1984. Dengan alat music gitar, ukulele dan kendang dia mengamen di jalanan Kota Surakarta hampir 3 tahun sebelum hijrah ke Jakarta tahun 1987.Sembari mengamen di Jakarta, Didi Kempot dan temannya mencoba rekaman. Kemudian mereka menitipkan kaset rekaman ke beberapa studio musik di Jakarta. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya mereka berhasil menarik perhatian label Musica Studio’s. Tepat pada tahun 1989, Didi Kempot mulai meluncurkan album pertamanya. Salah satu lagu andalan di album tersebut adalah “Cidro”.
Lagu “Cidro” diangkat dari kisah asmara Didi yang pernah gagal. Jalinan asmara yang ia jalani bersama kekasih tidak disetujui oleh orang tua wanita tersebut. Itulah yang membuat lagu “Cidro” begitu menyentuh hingga membuat pendengar terbawa perasaan. Sejak saat itulah Didi Kempot mulai sering menulis lagu bertema patah hati.
Pada 1993, Didi Kempot mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname. Lagu “Cidro” yang dibawakan sukses meningkatkan pamornya sebagai musisi terkenal di Suriname.
Setelah Suriname, Didi Kempot lanjut menginjakkan kakinya di Eropa. Pada 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul “Layang Kangen” di Rotterdam, Belanda. Kemudian, Didi Kempot pulang ke Indonesia pada 1998 untuk memulai kembali profesinya sebagai musisi. Tak lama setelah pulang kampung pada awal era reformasi, ia mengeluarkan lagu berjudul “Stasiun Balapan”.
Kembalinya Didi Kempot ke Indonesia ternyata membuat kariernya semakin populer. Hal itu dibuktikan dengan keluarnya lagu-lagu baru di awal 2000-an. Didi Kempot kembali terkenal setelah mengeluarkan lagu berjudul “Kalung Emas” pada 2013 dan “Suket Teki” pada 2016. Lagu tersebut mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Indonesia.
Pada 11 April 2020, ia menggelar konser siaran langsung dari rumah dan mengumpulkan donasi sebesar Rp7,6 miliar untuk membantu melawan COVID-19. Pada 1 Mei 2020, ia merilis lagu berjudul “Ojo Mudik” yang berisi imbauan supaya masyarakat tidak kembali ke kampung halaman selama Idul Fitri untuk mencegah penyebaran koronavirus meluas.
Didi Kempot meninggal dunia pada 5 Mei 2020 pukul 07.45 WIB dalam usia 53 tahun di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta akibat henti jantung. Ia sempat mengalami sakit panas pada hari sebelumnya. Jenazah Didi Kempot dimakamkan pada hari itu juga pada pukul 15.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Ngawi, Jawa Timur yang berdekatan dengan makam anak sulungnya.
Atas prestasinya Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) mengapresiasikan dan mencatat sebagai rekor ke- 612
Link : sindonews , sindonews , suaramerdeka , radarsemarang , inews , msn.com , tribunnews , krjogja , youtube , timesindonesia , reportersatu